Minggu, 06 Maret 2016

KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN



KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A.      Definisi Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani diambil dari kata “psyche” berarti jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan.[1] jadi, psikologi secara singkatnya menurut etomologi adalah ilmu jiwa.
Secara umum psikologi adalah  ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Karena ahli jiwa mempunyai penekanaan yang berbeda maka defenisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. diantara pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu antara lain sebagai berikut:
Menurut Dr.singgih Dirgagunarsa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Adapun menurut Plato dan Aristoteles, berpendapat psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa serta prosesnya sampai akhir. Adapun menurut John Broadus Watson, dalam pandangannya mengatakan bahwa psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan dan jawaban (respons).
Sedangkan menurut Wilhelm Wundt, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak. Dan menurut Woodworth dan Marquis berpendapat psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar. Adapun menurut Crow and Crow berpendapat psychology is the study of human behavior and human relationship.[2]
Dari beberapa pengertian psikologi di atas, meskipun berbeda-beda pandangan  mereka dalam mendefinisikan psikologi tersebut, paling tidak dapat kita simpulkan bahwa yang namanya psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, yang mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan oleh lingkungannya. 



B.       Definisi Pendidikan
Di dalam buku pedoman pendidikan dan pengajaran yang tulis oleh Drs. Abu Bakar Muhammad dijelaskan bahwa Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan pengertian yang bersifat khusus.
Pendidikan secara umum adalah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan sampai meninggal. Adapun pendidikan secara khusus adalah semua media yang dijadikan/ dipergunakan untuk mengembangkan jasmani anak, akalnya, dan untuk pembinaan akhlaknya (yang mulia), dan hanya meliputi saran khusus yang memungkinkan disusun suatu system baginya, ini terbatas pada pendidikan rumah tangga dan sekolah.[3] Dalam pandangan John Dewey pendidikan adalah sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia.
Dalam hubungan ini, Al-Syaibani menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan pribadinya sebagai dari kehidupan alam sekitarnya. Lebih lanjut, Soegarda Poerwakatja  menguraikan bahwa pengertian pendidikan sebagai semua perbuatan dan usaha dari generasi tua sebagai semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan, pemahaman, kecakapan, dan keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkan generassi muda agar dapat memahami fungsi hidupnya, baik jasmani maupun rohani.[4] Jadi disini pendidikan diartikan sebagai suatu warisan dari generasi tua kegenerasi muda baik itu dalam ilmu pengetahuan, pemahaman, kecakapan, dan keterampilannya.
Dari defenisi di atas menurut tokoh-tokoh tersebut dapat simpulkan bahwa pendidikan diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hidup kepada manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri kemanusiaannya.
Dengan kata lain, proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kehidupan pibadinya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta hubungannya dengan alam sekitarnya agar menjadi pibadi yang bertanggung jawab.
C.      Definisi Psikologi Dan Pendidikan
Psikologi Pendidikan merupakan bagian dari psikologi yaitu psikologi yang menghubungkan tingkah laku individu dan pendidikan. Dalam lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus dan psikologi terapan (applied psychology).
Psikologi pendidikan selain mempelajari tingkah laku individu yang khusus terdapat pada situasi pendidikan, psikologi ini juga mempelajari segi-segi perbedaan individual dalam bertingkah laku pada situasi pendidikan serta berupaya untuk mencari cara-cara untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut, sehingga psikologi ini dapat diterapkan secara efektif dalam bidang pendidikan.
Untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan dapat kita pahami dari pendapat-pendapat yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:[5] menurut Lester D. Crow & Alice Crow Educational psychology is the science of psychology concern with the learning experience of an individual throught his life”. (Psikologi pendidikan adalah ilmu psikologi yang bersangkutan dengan pengalaman belajar individu melalui hidupnya). Adapun menurut Herbert J. Klausmeier & William Goodwin “Educational psychology is behavioral science wich contribute methods, empirical information, principles dan theory to improvement of learning and teaching”. (Psikologi pendidikan adalah ilmu perilaku yang berkontribusi metode, informasi empiris, prinsip dan teori untuk peningkatan pembelajaran dan pengajaran). Sedangkan menurut James Moully “Educational psychology is that branch of psychology wich is concerned with the application of the principles techniques, and other resources of psychology to the solution of the problem confronting thr teacher at he attemps to direct the growth of children towards worthy objectives”. (Psikologi pendidikan adalah bahwa cabang psikologi yang adalah berkaitan dengan penerapan teknik prinsip, dan sumber daya lain dari psikologi untuk solusi dari masalah yang dihadapi guru di dia mencoba untuk mengarahkan pertumbuhan anak menuju tujuan yang layak).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :[6]
1.        Psikologi pendidikan adalah bagian/cabang dari psikologi atau ilmu tingkah laku yang berkaitan dengan tujuan dan praktek pendidikan di sekolah, yaitu psikologi yang berkaitan dengan situasi belajar mengajar dalam rangka mengarahkan perkembangan anak didik di sekolah.
2.        Psikologi pendidikan menitik beratkan perhatiannya kepada pengalaman belajar dalam rangka mewujudkan perkembangan anak didik secara maksimal.
3.        Psikologi pendidikan berupaya memberikan prinsip-prinsip, teori-teori dan tehnik-tehnik untuk memperbaiki proses belajar mengajar agar para pendidik/guru dapat membimbing perkembangan murid-muridnya kearah sasaran yang tepat.
Dengan demikian psikologi pendidikan itu dapat didefinisikan sebagai psikologi yang menerapkan dan mengembangkan prinsip-prinsip, teori-teori dan teknik-teknik yang berkaitan dengan pelaksanaan belajar mengajar yang memadai sehingga guru dapat membantu mengarahkan/membimbing perkembangan murid-muridnya kearah sasaran yang tepat/perkembangan yang maksimal.
D.      Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi yang sudah lahir sejak abad ke-19 kini berada pada jajaran ilmu yang berdiri sendiri. Psikologi kini mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat, pada implikasinya psikologi berkembang pesat dan melahirkan cabang-cabangnya salah satunya adalah psikologi pendidikan. Untuk psikologi pendidikan telah banyak dilakukan penelitian obyek apa saja yang telah dibahas sampai hari ini. Smith menggolong-golongkan persoalan yang dikupas oleh ahli-ahli yang diselidikinya menjadi 16 macam, yaitu:
1.     Ilmu psikologi pendidikan (The science of educational psychlogi).
2.     Keturunan (Heredity).
3.     Struktur fisik (Physical structure).
4.     Pertumbuhan (Growth).
5.     Perilaku proses (Behavior processes).
6.     Sifat dan ruang lingkup pembelajaran (Nature and scope of learning).
7.     Faktor-faktor yang belajar kondisi (Factors that condition learning).
8.     Hukum dan teori-teori belajar (Law and theories of learning).
9.     Pengukuran: prinsip-prinsip dasar dan definisi (Measurement: basic principles and definitions).
10. Transfer pelatihan: materi pelajaran (Transfer of training : subject matter).
11. Aspek Praktis pengukuran (Practical aspec of measurement).
12. Elemen statistik (Element of statistics).
13. Kebersihan Mental (Mental bygiene).
14. Pendidikan karakter (Character education).
15. Psikologi subjek scholl sekunder (Psychology of secondary scholl subject).
16. Psikologi subjek scholl SD (Psychology of elementary scholl subject).[7]
Semua ahli telah membahas ke enam belas bagian seperti disebutkan diatas, tentunya berbeda pada aspek mana yang menjadi penekanan tertentu di antara mereka. Hal ini juga mengingat psikologi pendidikan adalah ilmu yang beroreintasi pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi kedalam pendidikan yang erat dengan pendidikan sekaligus.
Perkembangan psikologi pendidikan dapat dianggap representative untuk mengungkap segala objek yang menjadi ruang lingkup psikologi pendidikan ini sebagaimana yang pernah ditulis oleh Good and Brophy dalam bukunya “Educational psychology a realistic approach” (1997) dalam isinya  mengandung enam bagian utama antara lain adalah:[8]
a.       Bagian pertama menguraikan tentang psikologi dalam hubungannya dengan tugas guru.
b.      Bagian kedua menguraikan manajemen kelas, yang mencakup antara lain:
1)      Perkembangan dan sosialisasi anak.
2)      Kepemimpinan dan dinamika kelompok.
3)      Psikologi eksperimental (menguraikan modeling reward, punishment, dan extinction).
4)      Hasil-hasil penelitian manajemen kelas.
5)      Mengurangi masalah-masalah manajemen melalui persiapan yang baik dan pengajaran efektif.
c.       Bagian ketiga menguraikan masalah belajar, yang meliputi antara lain:
1)      Pengertian belajar
2)      Prinsip-prinsip umum belajar, yang mencakup:
a)        Tipe belajar.
b)        Perhatian dan persepsi.
c)        Transfer dalam belajar.
d)       Perbedaan-perbedaan individual dalam belajar.
e)        Prinsip-prinsip pengajaran.
d.      Bagian keempat: pertumbuhan, perkembangan, dan pendidikan yang berisikan antara lain:
1)      Prinsip-prinsip perkembangan psikologis.
2)      Perkembangan fisik.
3)      Perkembangan kognitif.
4)      Perkembangan personal dan sosial.
5)      Kreatifitas dan
6)      Sosialisasi.
7)      Aplikasi prinsip-prinsip perkembangan kedalam pendidikan.
e.       Bagian kelima: mengenal motivasi, yang meliputi antara lain:
1)      Pengerian motivasi
2)      Perilaku stimulus-respon.
3)      Teori kognitif dan motivasi.
4)      Disonansi.
5)      Aplikasi motivasi dalam pendidikan dan pengajaran.
f.       Bagian keenam: prinsip-prinsip evaluasi dan pengukuran, yang mencakup antara lain:
1)      Macam-macam test.
2)      Cara-cara menyusun test essay dan test objective.
3)      Performance test.
4)      Prosedur penilaian.
5)      Monitoring kemajuan siswa.
6)      Reliabilitas dan validitas test.
7)      Penggunaan statistik dalam mengubah hasil test.
Semua bagian-bagian diatas terus berkembang dan kini perkembangan tersebut ada yang menjadi disiplin tersendiri, secara materi hal ini dapat dilihat  lewat perkembangan psikologi yang terus menerus sampai melahirkan disiplin ilmu-ilmu baru seperti pada materi kuliah yaitu: psikologi perkembangan, prinsip mengajar belajar, evaluasi pendidikan, bimbingan dan penyuluhan dan sebagainya. [9]

E.       Peran Psikologi Bagi Pendidikan
Sebelum kita memasuki peranan psikologi terhadap pendidikan maka kita harus memahami hakikat tujuan dari psikogi terlebih dahulu. Psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu sudah tentu mempunyai dua sisi/aspek tujuan, yaitu sebagai berikut:
1.    Tujuan ilmu itu sendiri (untuk apa ilmu ini dipelajari dan dikembangkan).
2.    Tujuan kurikuler dalam mempelajari ilmu ini.
Selanjutnya untuk mengetahui hakikat tujuan ilmu dari psikologi terhadap pendidikan ini, dapat kita pahami dari pendapat beberapa ahli berikut ini:
a.    Menurut Lindgreen
The purpose of educational psychology is to help teacher and prospective teachers develop a better understanding of educational process” (Tujuan dari psikologi pendidikan adalah untuk membantu guru dan calon guru mengembangkan pemahaman yang lebih baik dari proses pendidikan).
b.    Menurut Bernard
Basically, the aim of educational psychology is to understand how learning process may more effective guided” (Pada dasarnya, tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami bagaimana proses belajar dapat lebih efektif dipandu).
c.    Menurut Herber J. Klausmeier & William Goodwin
Not only American but also British and Canadian psychologist agree that the main concern of educational psychology should be with learning is school setting, and with theory and practices” (Tidak hanya psikolog Amerika, tetapi juga Inggris dan Kanada setuju bahwa perhatian utama psikologi pendidikan harus dengan belajar adalah lingkungan sekolah, dan dengan teori dan praktek).[10] Berdasarkan pendapat para ahli di atas kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan dipelajari dan dikembangkannya ilmu psikologi pendidikan ini adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan untuk membantu guru dan calon guru agar benar-benar dapat memahami proses pendidikan yang baik sehingga mereka dapat membimbing proses belajar murid-muridnya secara lebih efektif dalam rangka membantu mengembangkan potensi-potensi anak didiknya di sekolah secara optimal.
Dengan memahami hakikat tujuan di atas maka peranan psikologi tehadap pendidikan dalam dunia pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      Psikologi terhadap pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu mempersiapkan guru dan calon guru yang profesional dan berkompetensi dalam bidang tertentu dan mengajar sebagai mana yang diharapkan.
2)      Psikologi terhadap pendidikan mempengaruhi pembaharuan/perbaikan serta penyempurnaan kurikulum sekolah sebagai pedoman bagi guru dalam membimbing proses belajar murid yang memadai.
3)      Psikologi pendidikan dapat mempengaruhi ide dan pelaksananaan administrasi dan supervisi pendidikan yang akan dilaksanakan oleh pimpinan-pimpinan pendidikan/Kepala dan Pemilik sekolah dalam mengelola kelancaran pelaksanaan pendidikan disekolah sejalan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.


Daftar Pustaka
Abu Ahmadi. Psikologi Umum.  Jakarta: Pt Rineka Cipta. 2009.
Abu Bakar Muhammad. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional. 1981.
Chadijah Hasan. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Pt. Al-Ikhlas. 1994.
Djamarah , Syaiful Bahri.  Psikologi Belajar. Jakarta: Pt Rineka Cipta. 2011.
Jalaluddin dan Adbullah  Idi.  Filsafat  Pendidikan. Jakarta:  Pt Rajagranfindo. 2012.
M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Cv Pedoman Ilmu Jaya. 1996.
Ngalim Purwanto.  Psikologi Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosda Karya. 2006.
Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada. 2012.


[1] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Pt Rineka Cipta : Jakarta, 2009), hal. 3-4
[2] Djamarah , Syaiful Bahri,  Psikologi Belajar, (Pt Rineka Cipta : Jakarta, 2011), hal. 1
[3] Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan Dan Pengajaran,  1981, Surabaya: Usaha Nasional, hal. 5
[4] Jalaluddin Dan Adbullah  Idi,  Filsafat  Pendidikan, 2012, Jakarta:  Pt Rajagranfindo, hal. 7-8
[5] M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, ( Cv. Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta, 1996), hal. 1
[6] Ibid, hal. 2
[7]  Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,  (Pt Rajagrafindo Persada : Jakarta, 2012), hal. 3-4
[8] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Pt Remaja Rosda Karya : Bandung,  2006 ), Cet. 21, hal.11
[9] Chadijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, 1994, Surabaya: Pt. Al-Ikhlas, hal. 23-27
[10] M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan... hal. 7-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar