Minggu, 20 September 2015

PUSAT DAN LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN

PEMBAHASAN
PUSAT DAN LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN
     A.    Pengertian lembaga
Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi dan sebagai tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban), yang bertujuan untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kompleks dengan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, lembaga pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan dan juga lembaga pendidikan.
     Pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk membangun manusia seutuhnya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. Sebagaimana kita ketahui, manusia pada dasarnya mengalami proses sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer dilakukan dalam lingkungan keluarga semenjak anak dilahirkan.  Sedangkan sosialisasi sekunder dialami ketika anak memasuki usia sekolah, dimana anak mengalami sosialisasi yang lebih luas dalam melihat dunianya. Sosialisasi dalam keluarga merupakan modal dasar untuk meneruskannya dalam sosialisasi sekunder.
     B.     Macam-Macam Lembaga Pendidikan
Pada garis besar dan berdasarkan kenyataan dalam macam pendidikannya ada tiga lingkungan pendidikan, tiga pendidikan lingkungan ini Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga linkungan tersebut disebut tri-pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.
Ketiga penanggung jawab pendidikan ini dituntut melakukan kerja sama diantara mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain perbuatan mendidik yang di lakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan memperkuatnya serta di kontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan sosial anak.[1] Dan tri-pusat itu adalah :
a.       Lingkungan Keluarga
b.      Lingkungan Sekolah
c.       Lingkungan Masyarakat[2]
a.       Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluargalah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan semenjak manusia itu ada. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidikannya. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidiknya, dan anak sebagai terdidiknya.[3] . Dan dikatakan lingkungan yang pertama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak di terima oleh anak adalah dalam keluarga.[4]
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang tidak mempunyai program yang resmi seperti yang di miliki oleh lembaga pendidikan formal.[5]
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah, merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiata anak seagian besar diambil dari kdua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik, untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Dalam hal ini biasakanlah anak-anak untuk ikut serta ke masjid untuk sama-sama menjalankan ibadah, mendengarkan khuba h-khutbah atau ceramah-ceramah agama. Dan jangan ditunda-tunda bahkan sampai menuggu dewasa dalam penanaman dasar-dasar hidup beragama, karena itu bias menjadi fatal akibatnya.
Mengenai hubungan pendidikan dalam keluarga adalah di dasarkan atas adanya hubungan kodrati antara orang tua dan anak. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar rasa cinta kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa cinta kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan yang tak kunjung padam pada orang tua untuk tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan dan pertolongan yang di butuhkan oleh anak. Rasa cinta kasih sayang ini pula yang menyebabkan orang tua ikhlas mengorbankan sagala sesuatunya demi kepentingan anaknya. Namun dalam orang tua mmberikan bimbingan dan pertolongan yang memang perlu dan berguna bagi perkembangan anak ke arah kedewasaan dan kearah sikap berdiri sendiri. Jangan hendaknya bimbingan dan pertolongan yang di berikan itu diasarkan atas rasa cinta kasih sayang yang keliru bimbingan dan pertolongan yang berlebihan akan menyebabkan anak menjadi canggung, ragu-ragu untuk bertindak, tidak mengambil keputusan sendiri dan membawa anak kepada sikap menggantungkan diri. Jika demikian halnya, anak akan sulit mencapai kedewasaan, dan mungkin bisa terjadi tidak pernah mencapai kedewasaan di dalam jiwanya.
b.      Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati.[6] Tidak semua tugas dapat di laksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Dengan demikian, Sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga, Yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah merupakan jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Di sekolah, di bawah asuhan guru-guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti inilah sebenarnya tugas utama dari sekolahan.[7]
c.       Lingkungan Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada berada diluar pendidikan sekolah.[8] Dan masyarakat dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial. Dalam arti ini masyarakat wadah dan wahana pendidikan dalam medan kehidupan manusia.Dengan demikian yang di maksud dengan anak berada didalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada dibawah pengawasan orang tua atau anggota keluarga yang lain dan tidak berada dibawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum didalam masyarakat atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat[9]
Sebenarnya di dala masyarakat itu tidak ada pendidikan. Masyarakat tidak menddik orang-orang atau anak-anak yang berada didalamnya.
 Didalam masyarakat yang ada hanyalah pengaruh dari masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam masyarakat ialah yang terdapat dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantoro secara tegas menyebutkan lingkungan yang ketiga adalah pergerakan pemuda.Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ada yang bersifat positif terhadap pendidikan anak, tetapi sebaliknya banyak pula bersifat negatif.
Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi dirinya sendiri maupun bersama.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ini aialah segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak dan merugikan diri sendiri ataupun bersama.[10]
            d.     Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Pendidikan
Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara alamiah memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua. Tanggung jawab ini diasarkan atas motivasi cinta kasih yang pada hakikatnya juga dijiwai oleh tanggung jawab moral. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk meemelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri baik secara fisik, social ekonomi maupun moral. Sedikitnya orang tua meletakkan dasar-dasar untuk mandiri itu.
Dari pola analisa tanggung jawab keluarga atas anaknya sebagai generasi muda dan generasi penerus dapatlah kita jabarkan bagaimana rasional pola tanggung jawab itu dalam ketiga lembaga pendidikan.
1.      Tanggung jawab Keluarga
Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya meliputi :
a.       Dorongan/ motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak.[11]
b.      Cinta kasih ini mndorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak.
c.       Dorongan/motivasi kewajiban moral sebagai konskuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Tanggung jawab ini meliputi nilai-nilai religius spritual yang dijiwai ketuhanan yang maha esa dan agama masing-masing oleh kesadaran memelihara martabat dan kehormatan keluarga.
d.      Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya bahkan kemanusiaan. Tanggungjawab sosial ini merupakan perwujudan kesadaran tanggungjawab kekeluargaan.
2.      Tanggung jawab Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab yang meliputi :
a.       Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam undang-undang pendidikan; UUSPN Nomor 20 Tahun 2003.
b.      Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk,isi,tujuan dan tingkat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
c.       Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan(para guru dan pendidik) yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. Tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tangungjawab dari kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru.
3.      Tanggung jawab Pemerintah
Pemerintah di tingkat pusat dan daerah merupakan merupakan perwujudan masyarakat bangsa dan negara. Pemerintah mengemban kepercayaan masyarakat untuk mengelola keseluruhan segi kehidupan bangsa (dalam bidang pendidikan) meliputi :
a.       Tanggung jawab kenegaraan dan kemasyarakatan yang wujudnya berupa motivasi untuk melestarikan tegaknya kemerdekaan bangsa dan negara. Tanggun jawab ini mencakup pembinaan kesadaran nasional, berideologi nasional dan berkonstitusi.[12]
b.      Tanggung jawab strktural kelembagaan yakni sebagai wujud tata kelembagaan negara dengan masing-masing aspek dan tanggung jawabnya. Dapat juga di artikan sebagai tanggungjawab  yuridis-konstitusional.

  
      BAB III
      PENUTUP
K                                                                           KESIMPULAN
Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi dan sebagai tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban), yang bertujuan untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kompleks dengan ilmu pengetahuan.
 A. Macam-Macam Lembaga Pendidikan
a.    Lingkungan Keluarga
b.    Lingkungan Sekolah
c.  Lingkungan Masyarakat    
B. Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Pendidikan
 1. Tanggung jawab Keluarga
 2. Tanggung jawab Sekolah
        C. Tanggung jawab Pemerintah

DAFTAR PUSAKA
1.   Amir Daien Indrakusuma,Pengantar Ilmu Pendidikan,Usana Offset,Surabaya,1973
2.   Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Rineka Cipta, jakarta, 2003, Cet III
3.   Tim Dosen FIP-IKIP Malang,Pengantar Dasar-dasar Pendidikan,Usaha Nasional.Surabaya,2003, cet IV
4.   Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006


[1] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,PT Raja Grafindo Persada,Jakarta, 2006, Hal. 37-38
[2] Amir Daien Indrakusuma,Pengantar Ilmu Pendidikan,Usana Offset,Surabaya,1973,Hal.108
[3] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Rineka Cipta, jakarta, 2003, Hal.17
[4] Ibid. Pengantar Ilmu Pendidikan, Hal.109
[5] Ibid.Dasar-Dasar kependidikan, Hal.17
[6] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006. Hal.48
[7] Amir Daien Indrakusuma,Pengantar Ilmu Pendidikan,Usana Offset,Surabaya,1973,Hal.111
[8] Ibid, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Hal.55
[9] Tim Dosen FIP-IKIP Malang,Pengantar Dasar-dasar Pendidikan,Usaha Nasional.Surabaya,2003,hal 15
[10] Amir Daien Indrakusuma,Pengantar Ilmu Pendidikan,Usana Offset,Surabaya,1973,Hal.110-111
[11] Tim Dosen FIP-IKIP Malang,Pengantar Dasar-dasar Pendidikan,Usaha Nasional.Surabaya,2003,hal 17
[12] Ibid. 18