Sabtu, 04 Juli 2015

Manfaat bekam (hijamah) dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam berbekam

Manfaat bekam (hijamah) dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam berbekam
Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan cara membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Tetapi umumnya menggunakan sarana gelas, tabung, tanduk hewan yang prosesnya di awali dengan melakukan pengekopan (membuat tekanan negatif) pada alat tersebut, sehingga menimbulkan bendungan lokal dipermukaan kulit. Pengekopan tersebut bertujuan agar sirkulasi energi Qi dan Xue meningkat meningkat, menimbulkan efek analgetik, mencegah pembengkakan, mengusir patogen angin dingin maupun angin lembab, mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh.[1]
Dengan dikeluarkannya darah yang tak bermanfaat tersebut, tubuh akan bereaksi. Organ-organ pembentuk sel-sel darah akan bekerja keras membentuk sel-sel darah baru yang berkualitas baik. Berbekam secara rutin akan membuat tubuh menjadi sehat.[2]
Berbekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam mengobati berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia, hipertensi, gout, reumatik arthritis, back pain (sakit punggung), migraine, vertigo, anxietas (kecemasan).[3]
Di dalam buku Buku pintar sehat islami dikatakan bahwa bekam memberi manfaat, terutama bagi pengobatan penyakit-penyakit akibat bergejolaknya darah (ghlolabatid dam), yaitu obat bagi penyakit pada darah, saluran darah, jantung, paru, hati, limpa, dan ginjal. Jadi, memang tidak semua penyakit bisa di obati dengan bekam. Penyakit yang bisa diobati dengan bekam antara lain lemah jantung, penyakit jantung koroner, pengentalan darah, aterosklerosis, tekanan darah tinggi, alergi, anemia, stroke, kerusakan pembuluh darah lain, gangguan pada otak dan pensarafan, gangguan fungsi ginjal, hepatitis kronis B ataupun C, Vertigo, pembesaran limpa, penyakit paru, kencing manis, lupus eritematosus, multiple sclerosis, tumor, dan kanker. [4]
Agar memberikan hasil maksimal, perhatikanlah tiga aspek dalam prosesnya, yaitu kondisi pasien, kemampuan ahli bekam dan jenis penyakit. Berdasarkan penelitian,pijat refelksi atau akunpunktur yang dilakukan sebelum pembekaman sangat bagus untuk melancarkan aliran darah atau chi pada daerah yang akan dibekam. Oleh karena itu, praktisi bekam juga harus mempelajari patofisiologi dan selalu mengikuti perkembangan kesehatan pasien.
Agar bekam dapat dipertanggungjawabkan, ada beberapa syarat- syarat secara medis yang harus ditaati:
1.  Pelaku hijamah(bekam) harus mengetahui seluk-beluk hijamah dan harus terus belajar karena metode pengobatan ini selalu berkembang. Rasulullah Saw melarang orang yang tidak menguasai cara pengobatan untuk mengobati pasien.
2.   Sebagaimana disyaratkan oleh Rasulullah Saw, pelaku hijamah harus menjaga diri dari segala perbuatan tercela dan senatiasa meminta pertolongan Allah Swt karena Dialah yang menyembuhkan, sedangkan mereka hanyalah perantara.
3.      Alat yang digunakan harus steril dan dijaga kestrelilannya.
4.      Sebelum pembekaman, bersihkan kulit desinfektan terlebih dulu.
5.      Menjaga aurat pasien dan aurat diri sendiri. Pasien laki-laki dibekam oleh petugas laki-laki, demikian pula dengan pasein perempuan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, pasein harus didampingi muhrimnya.
6.    Sisa pembekaman dibakar, lalu ditanam. Jangan dibuang sembarangan di tempat sampah.[5]
Selain itu juga, menurut dr. Abu Hana el-Firdan, ada beberapa kondisi pasien tertentu yang tidak diperkenankan untuk dibekam/ dihijamah:
1.    Hindari membekam pasien yang fisiknya sangat lemah, sedang mengalami kelelahan berat, sedang mengalami kelelahan berat dan yang memiliki tekanan darah 80 mmHg. Hal ini bisa menyebabkan pasien syok/pingsan. Demikian juga dengan pasien yang sudah jompo dan lemah fisiknya serta anak-anak yang tubuhnya lemah/ dibawah 3 tahun.
2.  Hindari menghijamah wanita hamil pada usia kehamilan 3 bulan pertama. Jangan menghijamah wanita yang sedang haidh dan nifas, karena pada kondisi tersebut wanita sdang banyak mengeluarkan darah alami sehingga dikhawatirkan terjadi pendarahan. Jangan melakukan bekam tepat di atas perut wanita hamil.
3.   Tidak dianjurkan membekam pasien yang dalam kondisi perut kekenyangan, kehausan, kelaparan, kelelahan, setelah beraktivitas berat, tubuh lemah dan tubuh deman (kedinginan).
4.    Jangan melakukan bekam langsung setelah makan (bekam dapat dilakukan minimal dua jam setelah makan). Setelah bekam juga jangan langsung makan melainkan hanya minum yang manis-manis semisal madu atau selainnya.
5.   Jangan melakukan bekam langsung setelah mandi, terutama setelah mandi dengan air dingin. Tidak dianjurkan langsung mandi setelah bekam, melainkan setelah dua jam, kalaupun mandi diajurkan mandi dengan air hangat.
6.      Hindari melakukan bekam pada pasien leukimia (kanker darah), hepatitis yang parah, TBC aktif, hemofilia, malignant anemia, trombositopenia, penderita kelainan klep jantung atau menggunakan alat pacu jantung serta penyakit parar lainnya, kecuali oleh bekam yang berpengalaman dan dibawah pengawasan dokter.
7.      Tidak dianjurkan melakukan bekam pada penderita diabetes dengan kadar gula darah di atas 250mg/dl. Kecuali oleh pembekam yang ahli dan berpengalaman.
8.      Jangan membekam pasien yang baru memberikan donor darah atau orang yang baru kecelakaan sehingga darahnya berkurang.
9.      Hindari membekam pasien yang menderita penyakit kulit merata atau menderita alergi kulit yang parah seperti ulserasi (luka koreng basah/bernanah) dan edema.
10.  Hindari membekam pasein yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah (seperti heparin). Bekam bisa dilakukan setelah 48 sebelumnya, setelah pasien menghentikan terlebih dahulu obat-obat tersebut.
11.  Jangan membekam langsung pada daerah yang luka, urat sendi yang robek, patah tulang, tumor serta verises, bekam pada kasus varises dilakukan beberapa cm disekitar pembuluh darah yang rusak.
12.  Jangan membekam daerah perut terlau keras. Bagian perut sangat lemah karena lapisan ototnya sangat tipis.
13.  Hindari melakukakan bekam pada bagian luban alamiah tubuh (mata, hidung, telinga, mulut, kemaluan, anus dan puting susu) daerah sistem nodus limfa/ kelenjar getah bening (bawah ketiak, selangkang, leher bagian samping, dan lain-lain), tepat di atas pembuluh darah yang besar.[6]


Ø   Buku rujukan:
ü  Mohammad Ali Toha Assegaf. 365 tips sehat ala rasulullah. PT Mizan Publika: Jakarta Selatan. 2013.
ü  Mohammad Ali Toha Assegaf. Buku pintar sehat islami. Mizania: Bandung, 2011.
ü  Ibnu Qayyim. Rahasia pengobatan nabi Saw mudah amalannya, dasyat khasiatnya. Mitrapress: ...2013




[1] Ibnu Qayyim, Rahasia pengobatan nabi Saw mudah amalannya, dasyat khasiatnya, (Mitrapress: ...2013). hal.46
[2] Mohammad Ali Toha Assegaf, 365 tips sehat ala rasulullah, (PT Mizan Publika: Jakarta Selatan, 2013) cet.1 Hal.162
[3] Ibnu Qayyim, Rahasia pengobatan nabi...op.cit, hal.47
 [4] Mohammad Ali Toha Assegaf, Buku pintar sehat islami, (Mizania: Bandung, 2011) cet.1 hal.10-11
          [5]Ibid. Hal.11-12
          6]Ibnu Qayyim, rahasia pengobatan........Op.cit. hal.47-49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar