SOLUSI MENGHADAPI PROBLEM RUMAH TANGGA SESUAI AJARAN ISLAM[1]
Dalam kehidupan rumah tangga tentunya tak luput dari masalah, Keretakan rumah tangga seringkali dialami oleh pasangan suami istri yang mulai tidak bisa saling mengerti satu sama lain. Banyak faktor yang memicu berbagai masalah dalam rumah tangga, mulai dari faktor ekonomi, faktor ketidak cocokan prinsip, hingga faktor orang ketiga. Ketika kedua belah pihak tidak bisa mengendalikan emosi masing-masing dalam mengahadapi segala permasalah yang ada, tidak jarang hubungan rumah tangga berakhir dengan perceraian. Di bawah ini ada 8 sumber konflik yang perlu diketahui pasangan dan bagaimana menyelesaikannya:
1. PENGHASILAN
Penghasilan suami lebih besar dari penghasilan istri adalah hal yang biasa. Namun, bila yang terjadi kebalikannya, sang istri yang lebih besar, bisa-bisa timbul masalah. Suami merasa minder karena tidak dihargai penghasilannya, sementara istri pun merasa dirinya berada di atas, sehingga jadi sombong dan tidak hormat lagi pada pasangannya.
Ø Solusi
Walaupun penghasilan Anda lebih besar dari suami, cobalah untuk bersikap bijaksana dan tetap menghormatinya. Hargai berapa pun penghasilannya, sekalipun secara nominal memang sedikit. Pasalnya, jika Anda terus menerus mempersoalkan penghasilan suami, persoalan bisa malah semakin besar.
2. ANAK
Ketidakhadiran anak di tengah-tengah keluarga juga sering menimbulkan konflik berkepanjangan antara suami-istri. Apalagi jika suami selalu menyalahkan isri sebagai pihak yang mandul. Padahal, butuh pembuktian medis untuk menentukan apakah seseorang memang mandul atau tidak.
Ø Solusi
Daripada membiarkan masalah tersebut berlarut terus-menerus, lebih baik bicarakan dengan suami. Ajaklah suami untuk bersama memeriksakan ke dokter. Jika dokter mengatakan bahwa Anda dan suami sehat, berarti kesabaran Anda dan pasangan tengah diuji oleh yang Maha Kuasa. Namun, bila memang sudah bertahun-tahun kehadiran si
kecil belum datang juga, Anda dan suami bisa menempuh cara lain, misalnya dengan adopsi anak.
3. KEHADIRAN PIHAK LAIN
Kehadiran orang ketiga, misalnya adik ipar ataupun famili yang lain, keluarga kadangkala juga bisa menjadi sumber konflik dalam rumahtangga. Hal sepele yang seharusnya tidak diributkan bisa berubah menjadi masalah besar. Misalnya soal pemberian uang saku kepada adik ipar oleh suami yang tidak transparan.
Ø Solusi
Keterbukaan adalah soal yang utama. Sebelum Anda dan suami memberikan bantuan, baik ke pihak Anda ataupun suami, sebaiknya terlebih dulu dibicarakan, berapa dana yang akan dikeluarkan, dan siapa saja yang bisa dibantu. Dan ini harus atas dasar kesepakatan bersama. Agar jangan saling curiga, adakan sistem silang.
Artinya, untuk bantuan kepada keluarga Anda, suami-lah yang memberikan, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, semuanya akan transparan dan tidak ada lagi jalan belakang.
4. SEKS
Masalah yang satu ini seringkali menjadi sumber keributan suami-istri. Biasanya yang sering komplain adalah pihak suami yang tak puas dengan layanan istri. Suami seperti ini umumnya memang egois dan tidak mau tahu. Padahal, banyak hal yang menyebabkan istri bersikap seperti itu. Bisa karena letih, stres ataupun hamil.
Ø Solusi
Istri atau suami yang punya masalah dengan hubungan seks dengan pasangan, sebaiknya berterus-terang. Ini dimaksudkan agar pasangan tidak curiga dan menuduh yang macam-macam. Ungkapkan saja keadaan Anda, dan mengapa gairah seks Anda menurun. Suami atau istri yang baik pasti memahami kondisi tersebut dan tidak akan banyak menuntut, dan mencari jalan keluar yang menguntungkan ke dua belah pihak.
5. KEYAKINAN
Biasanya, pasangan yang sudah berikrar untuk bersatu sehidup-semati tidak mempersoalkan masalah keyakinan yang berbeda antar mereka. Namun, persoalan biasanya akan timbul manakala mereka mulai menjalani kehidupan berumahtangga. Mereka baru sadar bahwa perbedaan tersebut sulit disatukan. Masing-masing
membenarkan keyakinannya dan berusaha untuk menarik pasangannya agar mengikutinya. Meski tak selalu, hal ini seringkali terjadi pada pasangan suami-istri yang berbeda keyakinan, sehingga keributan pun tak dapat terhindarkan.
Ø Solusi
Kondisi di atas akan menjadi konflik yang berkepanjangan bila masing-masing pihak tidak memiliki toleransi. Biasanya, pasangan yang berbeda keyakinan, sebelum menikah, sepakat untuk saling menghargai keyakinan pasangannya dan membuat kesepakatan tentang anak-anak harus mengikuti keyakinan siapa. Nah, tetaplah pegang janji itu, dan cobalah untuk saling menghargai. Kalaupun di tengah jalan Anda atau pasangan sepakat untuk memilih satu keyakinan saja, sebaiknya ini bukan karena unsur paksaan.
6. MERTUA
Kehadiran mertua yang terlalu ikut campur dalam urusan rumahtangga anak dan menantunya seringkali menjadi sumber konflik.
Ø Solusi
Timbul rasa kesal boleh-boleh saja, namun tetap harus terkendali. Bila Anda tidak berkenan dengan komentar ataupun teguran dari mertua, jangan langsung mengekspresikannya di depan mertua. Cobalah berpikir tenang, ajaklah suami bertukar pikiran untuk mengatasi konflik Anda dengan orangtua. Ingat, segala sesuatu, jika diselesaikan dengan pikiran tenang, hasilnya akan baik.
7. RAGAM PERBEDAAN
Menyatukan dua hati, berarti menyatukan dua kepribadian dan selera yang juga berbeda. Misalnya suami seorang yang pendiam, sementara istri cerewet dan meledak-ledak emosinya. Suami senang makanan manis, istri senang makanan yang serba pedas. Nah, kedua pribadi ini bila disatukan biasanya tidak nyambung, belum lagi soal hobi atau kesenangan. Suami hobi berlibur ke pantai, sementara istri lebih suka berlibur di tempat yang ramai. Masing-masing tidak ada yang mau ngalah, akhirnya ribut juga.
Ø Solusi
Perbedaan-perbedaan ini akan terus ada, meski umur pernikahan sudah puluhan tahun. Namanya saja menyatukan dua kepribadian. Jadi, kunci untuk mengatasi perbedaan ini adalah saling menerima dan mengisi.
Senin, 22 Juni 2015
Jumat, 12 Juni 2015
PENGEMBANGAN DAN INOVASI PENDIDIKAN
TUGAS FINAL DOSEN PENGASUH
Dasar-dasar
administrasi dan Isny lellya, S.a.g, M.A.g
Manajemen pendidikan
PENGEMBANGAN
DAN INOVASI PENDIDIKAN
DISUSUN
OLEH
Muhammad Yusuf Habibi : 1301230728
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karuniaNya saya dapat menyelesaikan Makalah tentang “pengembangan dan inovasi pendidikan”. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran.
Tak ada
gading yang tak retak, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Semoga
makalah ini menjadi pelita bagi individu yang ingin menambah wawasannya. Amin.
Banjarmasin, 28 Juli 2014
Pemakalah
BAB 1
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah alat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dengan demikian kurikulum merupakan alat penting dalam
proses pendidikan. Sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka ini berati bahwa sebagai alat pendidikan kurikulum
memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya
secara baik. Bagian-bagian ini disebut komponen.
Oleh karena itu adalah hal yang wajar bila kurikuum selalu berubah
dan berkembang sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
terjadi itu. Namun bagian kurikulum yang berubah dan dikembangkan itu agar
dapat sesuai dengan apa yang diharapkan maka perlu adanya orang-orang yang
memiliki kemampuan teoritis tentang pengembangan kurikulum yang memadai,
khususnya dari kalangan para ilmuan yag berkecimpung dalam proses pendidikan. Pihak
yang terlibat langsung dalam proses pengembangan kurikulum juga harus menguasai secara mendalam teori
pengembangan kurikulum tersebut, sehingga pada saatnya diharapkan dapat
menerapkannya dalam praktek secara baik.
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………….i
Pendahuluan…………………………………………………………………….…ii
·
PENGEMBANGAN
DAN INOVASI KURIKULUM
A.
Definisi
kurikulum……………………………………………………………..1
B.
Komponen
kurikulum………………………………………………………….1
C.
Teori
kurikulum………………………………………………………………..2
·
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum
A.
Hakikat
pengembangan kurikulum……………………………………………3
B.
Isi
dalam pengembangan kurikulum…………………………………………..3
C.
Prinsip-prinsip
dalam pengembangan kurikulum……………………………..3
1.
Prinsip
relavasi…………………………………………………………....4
2.
Prinsip
efektifitas dan efesiensi…………………………………………...4
3.
Prinsip
kesinambungan……………………………………………………5
4.
Prinsip
fleksibitas…………………………………………………………5
5.
Prinsip
berorientasi pada tujuan…………………………………………..5
6.
Prinsip
pendidikan seumur hidup…………………………………………5
7.
Prinsip
dan model pengembangan kurikulum…………………………….5
·
PENDEKATAN
DAN MODEL KURIKULUM
1.
Pendekatan
pengembangan kurikulum……………………………………….5
2.
Model
pengembangan kurikulum…………………………………………….6
·
PERUBAHAN
DAN INOVASI KURIKULUM
A.
Konsep
perubahan dalam inovasi kurikulum…………………………………7
B.
Teknik
dan konteks yang menguntungkan inovasi kurikulum……………….8
C.
Tahap-tahap
dalam mengadopsi inovasi kurikulum………………………….8
D.
Pengambilan
keputusan dalam inovasi kurikulum…………………………...9
·
Daftar
putaka……………………………………………………………….10
BAB II
PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM
A.
Defenisi kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa yunani yang mula-mula
digunakan dalam bidang olah raga, yaitu curve. Yang berati jarak yang ditempuh.
Sedangkan
menurut istilah ialah aktivitas dan kegiatan belajar yang dirancankan, diprogram
bagi peserta didik dibawah bimbingan sekolah, baik di dalam maupun di luar.[1]
B.
Komponen kurikulum
Sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka ini berati bahwa sebagai alat pendidikan kurikulum
memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya
secara baik. Bagian-bagian ini disebut komponen. Kurikulum sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang
saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk mencapai tujuan
itu. Komponen pokok kurikulum meliputi :
1.
Komponen
tujuan
2.
Komponen
isi / materi
3.
Komponen
organisasi / strategi
4.
Komponen
media, dan
5.
Komponen
proses belajar-mengajar.
Sedangkan yang termasuk dalam komponen penunjang kurikulum :
1.
Sistem
administrasi dan supervise.
2.
Pelajaran
bimbingan dan penyuluhan.
3.
System
evaluasi.
C.
Teori kurikulum
Teori
kurikulum merupakan rujukan dalam penyusunan, pengembangan, pembinaan, pelaksaan
dan evaluasi kurikulum. Disamping itu, terori kurikulum juga memuat
pertimbangan –pertimbangan multidimensional yang merupakan sekelompok keputusan tentang tujuan,
struktur, pelaksanaan dan evaluasi kurikulm maupun system persekolahan. dalam
pebicaraan akan membahas empat bagian pokok, meliputi : 1. Konsep, 2. fungsi,
3. Klasifasi 4. Kurikulum.
1.
Konsep
Dalam
mengembangan teori kurikulum diperlukan jawaban terhadap beberapa pertanyaan :
1)
Apa
yang harus diperlukan oleh peserta didik ?
2)
Bagaimana
seharusnya bahan yag telah tersusun itu dipelajari?
3)
Ukuran
apa yang seharusnya diterapkan untuk mengevaluasi hasil belajar dari kurikulum
yang telah disajikan ?
4)
Prinsip
apa yang sehausnya ditetapkan untuk mengarahkan keputusan pada butir-butir a,
b, c di atas ?
2.
Fungsi teori kurikulum
Dalam kaitan ini, fungsi teori kurikulum meliputi:
a.
Sebagai
pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan alternative secara rinci
dalam perencanaan kurikulum.
b.
Sebagai
landasan sistematis dalam pengambilan keputusan, memilik, menyusun, dan membuat
urutan isi kurikulum.
c.
Sebagai
pedoman atau dasar bagi evaluasi formatif bagi kurikulum yang sedang berjalan.
d.
Membantu
orang ( yang berkepentingan dengan kurikulum ) untuk mengindefikasi kesengajaan
pengetahuannya sehingga meangsang untuk di adakan penelitian lebih lanjut.
3.
Klasifikasi
teori kurikulum
Glatthorn
mengklasifikasikan teori kurikulum berasarkan pada ranah penyelidikan kurikulum
dapat dikelompokkna menjadi :
a)
Teori
yang beroreintasi pada struktur.
b)
Teori
yang berorientasi pada nilai.
c)
Teori
yang berorientasi pada bahan.
d)
Teori
yang berorientasi pada proses.[2]
4.
Kurikulum dan pengajaran
Pada
dasarnya system pengajaran terdiri atas komponen atau bagian, yaitu : perencan
pengajaran, pelaksanaan pengajaran dan evaluasi. Perencanaan pengejaran
dilakukan untuk berbagai tingkat satuan waktu, yaitu : satuan waktu harian,
catur wulan atau semerter, bahkan tahunan. Perencanaan pengajaran dapat
berubah-ubah sesuai dengan waktu pengajran secara nyata. Aspek evaluasi
pengajaran secara singkat mencakup suatu perbandingan dari hasil belajar secara
nyata dengan hasil belajar yang berdasarkan.
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
Hakikat pengembangan kurikulum
Pengembangan
kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya untuk
menghasilkan kurikulum yang lebih baik, untuk mengehasilkan kurikulum yang baik
dari kegiatan pengembangan kurikulum tersebut Ralph Tyler dikatakan ada empat
kelompok penentu dalam kegiatan pengembangan kurikulum :
1.
Falsafah
hidup bangsa, sekolah, dan guru itu sendiri.
2.
Pertimbangan
harapan, kebutuhan dan atau permintaan masyarakat akan produk pendidikan.
3.
Kesesuaian
kurikulum dengan kondisi peserta didik.
4.
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
lagi untuk dipertimbangkan dalam proses pengembangan kurikulum.
B.
Isi
dalam pengembangan kurikulum
John
D. Mcneil (1990) mengatakan, bahwa isi dalam pengembangan kurikulum mencakup :
1.
Range
of activity ( rentangan kegiatan).
2.
Institional
purpose ( tujuan institusional).
3.
Fungsiction
of curriculum ( fungsi kurikulum).
C.
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum
Pengembangan
kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan yang berlaku.
Sebagai contoh prinsip pengembangan kurikulum yang pernah diterapkan adalah :
kurikulum 1975, mengacu pada prinsip
pengembangan : fleksibitas program, efensi dan efektifitas. Apa yang
dimaksud prinsip atas pengembangan tersebut :
1.
Prinsip relevasi
Relevansi
adalah kesesuaian, keserasian, pendidikan dengan tuntunan masyarakat. masalah
relevansi pendidikan dengan masyrakat dalam pembicaraan ini adalah berkenaan
dengan :
a)
Relevensi
pendidikan dengan lingkungan lingkungan kehidupan peserta didik.
b)
Relevensi
pendidikan dengan lingkungan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.
c)
Relevensi
pendidikan dengan lingkungan tuntunan dunia kerja.
d)
Relevensi
pendidikan dengan lingkungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Prinsip
efektivitas dan efisiensi
a.
Prinsip efektivitas
Efektivitas
dalam kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau di
inginkan dapat dilaksanakan atau dapat dicapai. Masaah efektivfitas / mengajar
guru dan efektifitas belajar peserta didik. Efektifitas mengajar berkenaan
sejauh mana kegiatan mengajar-mengajar yang direncanakan dilakukan dengan baik.
Cara untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan guru tersebut harus didukung dengan kegiatan pembinaan dari
pihak yang lain, misalnya dengan mengadakan penataran-penataran, dan lain-lain.
Efektifitas
belajar peserta didik diperlukan kemampuan guu dalam menyesuaikan bahan
pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan perserta didik serta
lingkungan.
b.
Prinsip efensiensi
Efesiensi
merupakan pebandingan antar hasil yang dicapai
dan pengeluaran (berupa waktu, tenaga, dan biaya ) yang diharapkan paling tidak
menunjukan hasil yang seimbang dalam kaitannya pelaksanaan kurikulum atau
proses belajar-mengajar, maka proses mengajar-mengejar dikatan efeensikan
program pengajaran tersebut dapat merealisasikan hasil optimal.[3]
3.
Prinsip
kesinambungan ( continuitas)
Kesinambungan
antara berbagai tingkat sekolah dan bidang studi ini harus dengan
mempertimbangkan :
a.
Bahan
pelajar yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah diajarkan
disekolah sebelumnya.
b.
Bahan
yang sudah diajarkan disekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi
disekolah yang lebig tinggi.
4.
Prinisip
fleksibilitas
Dalam
bertindak penyelengaraan fleksibilitas memilih program pendidikan dibukannya
program-program pendidikan pilihan. Pada guru untuk mengembangkan sendiri
program-program pegajaran dengan berpegang pada tujuan dan bahan pengajaran
dalam kurikulum yang masih brsifat agak umum.
5.
Prinsip
berorientasi pada tujuan
Tujuan
pada prinsip berorientasi sebelum bahan ditentukan langkah pertama yang
dilakukan oleh seseorang guru menetukan tujuan lebih dahulu agar segala jam dan
kegiatan pengajaran dilakukan oleh peserta didik maupun guru dapat benar-benar
terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan tersebut.
6.
Prinsip pendidikan seumur hidup
Prinsip
pendidikan seumur hidup mengandung implikasi lain, yaitu agar sekolah tidak
saja memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta
didik tamat diri sekolah namun juga memberikan bakal kemampua untuk dapat
menumbuh kembangkan dirinya sendiri.
7.
Prinsip dan model pengembangan kurikulum
Pengembangan
kurikulum dilakukan secara bertahap dapat dilakukan terus menerus, yaitu dengan
jalan mengadakannya terhadap pelaksana dan hasil-hasil yang telah dicapai untuk
melakukan perbaikan, pemantapan, dan pengembangan lebih lanjut.
D.
Pendekatan
dan model pengembangan kurikulum
1.
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan
pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan stategi dan metode
yang tepat dengan mengikuti
langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk mengahsilkan
kurikulum yang lebih baik. Ada berbagai macam pendekatan yang dapat
digunakan dalam mengembangkan kurikulum,
diantaranya:
a.
Pendekatan
berorientasi pada bahan pembelajaran.
b.
Pendekatan
berorientasi pada bahan tujuan.
c.
Pendekatan
berorientasi pada dengan pola organisasi bahan.
2.
Model pengembangan kurikulum.
Banyak
model dalam pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan dalam pelaksanaannya,
namun ada hal yang dapat diterapkan. Diantara model=model pengembangan
kurikulum ini adalah :
a.
Model
pengembangan kurikulum yang diajukan oleh Rogert :
1.
Asumsi
bahwa kemampuan untuk lulus ujianadalah kriteria terbaik untuk pemilihan
mahasiswa, dan untuk menetapkan profesi.
2.
Evaluasi
adalah pendidikan, dan pendidikan adalah evaluasi.
3.
Pengetahan
merupakan akumulasi bagian-bagian dari materi informasi.
b.
Model
pengembangan kurikulum menurut Raiph Tyler
Raiph
Tyler menciptakan suatu mata pelajaran baru dengan judul “prinsip-prinsip kurikulum
pengajaran” dalam pemikirannya telah banyak mendasari alam pengembangan
kurikulum masa sekarang. Dalam kaitannya degan pelaksanaan kurikulum ia
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan diantaranya :
1.
Apakah
perjalanan itu penting (dipelukan) ?
2.
Kemana
kita akan pergi ( tujuan dan sasaran) ?
3.
Jalan
apakah yang kita ambil ( model subjek) ?
4.
Kendaraan
apakah yang kita naiki ( isi / materi) ?
5.
Bagaimana
cara mengendarai kendaraan tersebut ( pendekatan terhadap proses belajar) ?,
dan lain-lain.[4]
c.
Model
pengembangan kurikulum menurut Robert zaitls :
Dalam
bukunya “ curriculum principles and foundations “ ia mengemukakan ada
beberapa model pengembangan kurikulum :
1.
Model
administratif
2.
Model
dari-bawah ( grass-roots).
3.
Model
demonstrasi.
4.
Model
/ system Beauchamp ( nama pencipta system tersebut).
5.
Model
terbalik Hilda Taba.
6.
Model
ubungan interpersonal.
7.
Model
action Research yang bersistematis.
8.
Model
teknologis. [5]
PERUBAHAN DAN INOVASI KURIKULUM SEKOLAH
A.
Konsep perubahan dalam inovasi kurikulum
Husen
dan Postlethwaite mengatakan bahwa untuk melakukan perubahan kurikulum
perubahan kurilkulum dapat ditelusuri dari dua sisi, yaitu : 1. Hakikat
perubahan, 2. Proses dan tahap perubahan. Hakikat perubahn kurikulum berkenaan
dengan masalah perubahan berkenaan dengan masalah perubahan (reform), inovasi
(innovation). Dan pengerakkan ( movement). Sedangkan proses dan
tahap-tahap perubahan berkenaan dengan
masalah pengembangan, penyebaran, diseminasi, perencanaan, adopsi, penerapan,
dan evaluasi.
Ciri
dasar pada pendidikan dan kurikulum antara lain yang dikatakan oleh Depdikbud
adalah 1. Sadar akan tujuan, 2. Orientasi ke hari depan, dan 3. Sadar akan
penyesuaian.
Perubahan
kurikulum terjadi karena di awali oleh adanya rasa ketidakpuasan masyarakat
terhadap hasil kurikulum yang sedang atau telah berjalan. Oleh karena itu, di
dalam mengubah kuruikulum perlu di pertimbangkan factor-faktor manusia, yaitu
guru, peserta didik, orang tua peserta didik, staf administrasi sekolah,
pemakai lulusan, serta pihak lain, yang mungkin terlibat dalam system
pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Inovasi
kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikuum baru dengan mengadopsi
bagian-bagian yang potensial dari kurikulu tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Banyak kendala yang
mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi kurikulum pada khususnya, dan inovasi
pendidikan pada umumnya. Diantara kendala utama dalam menghambat jalannya usaha
inovasi :
1.
Estimasi
yang tidak tepat terhadap inovasi.
2.
Konflik dan motivasi yang kurang sehat.
3.
Lemahnya
berbagai penunjang inovasi.
4.
Masalah-masalah
keuangan yang tidak memenuhi.
5.
Adanya
penolakan dari kelompok tertentu atas hasil inovasi, dan
6.
Kurang
adanya hubungan sosial dan publikasi.
Agar
kegiatan perubahan dan pembaharuan kurikulum dapat berjalan dengan baik, maka
guru disarankan untuk mengurangi kegelisahan dan ketidak amanan, ketidak
mampuan , kekurangan dana, dan kekurangan waktu.
B.
Teknik dan konteks yang menguntungkan inovasi kurikulum
Unwind
an Eleesi mengemukakan teknik dan kontek
agar menguntungkan inovasi diantaranya:
1.
Keterlibatan
secara aktif dalam reformasi sekolah oleh para peserta didik dan guru dengan
mempersiapkan waktu dan usaha yang kreatif untuk perubahan kurikuum.
2.
Pengalaman
praktis dalam melaksanakan taskforce type projects dalam waktu tiga sampai enam
tahun dan diarahkan kepada perolehan bahan pengajaran disekolah yang langsung
dapat digunakan.
3.
Suatu
rencana kerja yang mendasar untuk mercanakan kurikulum baru.
4.
Skematisasi
tujuan pendidikan ( ingat taksonomi tujuan dari Bloom dan Krathwohl).
5.
Pendirian
lembaga-lembaga local, regional, dan nasional untuk mengembangkan sumber dan
bahan.
C.
Tahap-tahap
dalam mengadopsi inovasi kurikulum
Salah
satu acuan kita dalam mengadakan inovasi temuat dalam “the Austin projek”
yang didalam berisi tahp-tahap dalam pelaksanaan usaha inovasi :
1.
Eksplorasi.
2.
Antisipasi.
3.
Penanganan.
4.
Adaptasi.
5.
Kerjasama.
6.
Perhitungan.
D.
Pengambilan
keputusan dalam inovasi kurikulum
Menurut
Ibrahim, pengambilan keputusan yang inovatif mulalui empat langkah yaitu:
1.
Tersedianya
berbagai alternative tentang kegiatan yang harus dilakukan atau tindakan yang
harus diambil.
2.
Tersedianya
serangkaian konseuensi dari alternative kegiatan atau tindakan yang akan
diambil atau dipilih.
3.
Menyusun
suatu urutan atau rangking konsekuensi dari setiap alternatif berdasarkan
kemanfaatannya bagi suatu pihak.
4.
Memilih
salah satu alternative yang paling menguntungkan dan paling mudah dilaksanakan.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Kurikulum
ialah aktivitas dan kegiatan belajar yang dirancankan, diprogram bagi peserta
didik dibawah bimbingan sekolah, baik di dalam
maupun di luar.
Kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki komponen pokok dan
komponen penunjang yang saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka dukungannya
untuk mencapai tujuan itu. Komponen pokok kurikulum meliputi :
1.
Komponen
tujuan.
2.
Komponen
isi / materi.
3.
Komponen
organisasi / strategi.
4.
Komponen
media, dan
5.
Komponen
proses belajar-mengajar.
Sedangkan yang termasuk dalam komponen penunjang kurikulum :
1.
Sistem
administrasi dan supervise
2.
Pelajaran
bimbingan dan penyuluhan.
3.
System
evaluasi.
Pengembangan
kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya untuk
menghasilkan kurikulum yang lebih baik, untuk mengehasilkan kurikulum yang baik
dari kegiatan pengembangan kurikulum tersebut. Ralph Tyler dikatakan ada empat
kelompok penentu dalam kegiatan pengembangan kurikulum :
1.
Falsafah
hidup bangsa, sekolah, dan guru itu sendiri.
2.
Pertimbangan
harapan, kebutuhan dan atau permintaan masyarakat akan produk pendidikan.
3.
Kesesuaian
kurikulum dengan kondisi peserta didik.
4.
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
lagi untuk dipertimbangkan dalam proses pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada
prinsip-prinsip pengembangan yang berlaku. Prinsip-prinsip itu adalah
Prinsip relevasi, Prinsip efektivitas dan efisiensi, Prinsip
kesinambungan ( continuitas), Prinisip fleksibilitas, Prinsip berorientasi pada
tujuan, Prinsip pendidikan seumur hidup, Prinsip dan model pengembagan
kurikulum.
Inovasi
kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikuum baru dengan mengadopsi
bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Ada empat langkah yaitu:
1.
Tersedianya
berbagai alternative tentang kegiatan yang harus dilakukan atau tindakan yang
harus diambil.
2.
Tersedianya
serangkaian konseuensi dari alternative kegiatan atau tindakan yang akan
diambil atau dipilih.
3.
Menyusun
suatu urutan atau rangking konsekuensi dari setiap alternatif berdasarkan
kemanfaatannya bagi suatu pihak.
4.
Memilih
salah satu alternative yang paling menguntungkan dan paling mudah dilaksanakan.
Daftar pustaka
Ø Subandijah,
pengembangan dan inovasi kurikulum, 1993, Jakarta : PT RajaGranfindo
Persada.
Langganan:
Postingan (Atom)